Sabtu, 16 Mei 2020

FILOSOFI MIMPI

FILOSOFI MIMPI

          Mengawali hari dengan suasana hati yang begitu semangat tanpa ada beban pikiran yang mengganggu.

          Ben itulah namanya, seorang pria yang hobinya berhayal sesuatu yang tidak mungkin dan tidak akan pernah terjadi di dunia nyata karna di kehidupannya sangat menyedihkan sekali bagaikan jomblo merindukan milea yaitu terlalu berharap pada perempuan secantik milea yang gak mungkin di dapatkan oleh ben. Tapi anehnya tak pernah menyerah dalam hal cinta selalu berusaha dan terus berusaha tanpa ada hasil, mungkin itu namanya jomblo ngenes[1].

          Jam 07:15, ben berangkat sekolah dengan motor kesayangan si vespa, vespa merupakan motor antik taun 80han mungkin di jaman sekarang motor seperti itu sulit ditemukan karena seiring berkembangnya jaman perusahaan motor banyak mengeluarkan jenis baru sepertiNinja, Beat, dll. Tapi bagi ben vespa segalanya di bandingkan dengan yang lain bahkan rela gak jadi pacar milea asalkan si vespa selalu ada disampingnya terus meskipun suka mogok.

          Diperjalanan menuju sekolah penyakit motornya kambuh dan terpaksa ben harus membuka bengkel sendiri dipinggir jalan dengan seragam putih abu,

“Ves kenapa harus mogok segala” dengan raut wajah kesal dan takut terlambat mengikuti upacara bendera, tak lama datang teman sekolahnya yang satu kelas namanya Andi.

“Waduh itu ben, kenapa lagi dengan motornya” sambil menancap gas menghampiri ben.

Setelah sampai, yang ada dalam pikiran ben semoga ada orang yang mau menolongya untuk sampai kesekolah tepat waktu apalagi kalo ditolong sama milea sangat senangnya hidup, bahkan rela mogok tiap hari asalkan milea yang menolongnya.

“Ben… ben…”

“Iya milea cantik”

“Kenapa dengan ben?”  Heran dan bingung dirasakan andi, sampai segitunya ben suka sama milea bahkan lagi susah begini juga yang terbayang cuma milea

“Ahirnya kamu datang juga milea” andi yang terlihat seperti laki-laki berubah drastis menjadi milea yang selalu di bayangkan setiap saat

Karna kesal dan bingung dengan tingkahnya andi langsung membawa air dan menyiramkan air tersebut ke muka ben sampai sadar.

“Sadar ben, ini andi bukan milea”

“Eh kamu andi, bukan milea nih” sambil mengusap wajah yang tersiram air

“Iya ini aku, kamu lagi ngapain disini?”

“Biasa penyakit motorku kambuh, trus aku coba memperbaiki”

“Lah terus tadi kenapa, sampai aku disangka milea?”

“Ya tadikan aku lagi memperbaiki motor, sesaat terlintas dalam pikiran ada milea yang ingin menolong maka dari itu pas berdiri terbayang milea dan otomatis lupa segalanya”

“Ben… ben sampe segitunya, mimpi mu terlalu tinggi mana mungkin milea mau nolong sedangkan dia juga dibonceng sama pacarnya”

“Wah yang bener, ternyata cuma mimpi terus yang ku dapat kapan kenyataannya ya Allah” terpukul hati ben mendengar penjelasan tadi sampai membuatnya putus harapan

“Yang sabar ya ben, tenang saja perempuan masih banyak dan lebih cantik dari milea juga ada, jadi jangan putus asa ingat masa depan menanti, yang terpenting sekarang kamu sukses dulu buktikan padanya bahwa kamu kuat dan bisa sukses tanpa milea” andi memberikan dorongan supaya tidak putus asa dan tetap menjadi ben yang biasa dikenalnya

“Iya siap brad[2], makasih atas motivasinya”

“Iya sama-sama, kalo gitu ayo berangkat sekolah agar tak terlambat” mereka langsung berangkat.

          Sesampainya disekolah, ternyata upacara bendera sudah dimulai dengan terpaksa ben dan andi harus tertahan di gerbang sekolah, menunggu upacara selesai dan yang pasti akan ada hukumannya. Hukuman yang diberikan berupa bersih-bersih halaman sekolah dan wc, sekian lama menunggu gerbang pun dibuka oleh guru yang biasa menghukum yaitu Pak Joseph Sudrajat

“Kalian lagi kalian lagi” sudah sangat pusing dan sebal melihat yang terlambatnya dua orang ini terus, dan memang sudah menjadi langganan telat bagi keduanya.Jika keduanya masuk dengan tepat maka itu pencapaian terbaik dan bahkan bisa menjadi rekor sekolah.

          Hukuman yang diberikan ternyata mendapat tambahan yaitu dengan melakukan perjanjian dan menulis dikertas yang dikalungkan ke lehernya “Saya berjanji tidak akan terlambat dan jika terlambat saya siap untuk melakukan keliling kelas seperti ini” hukuman ini ternyata hukuman terekstrim dibandingkan dengan berdiri menghadap bendera sambil hormat

“Waduh ini hari yang sangat mengesalkan udah motor mogok hukuman ditambah, seperti tertimpa mangga ditimpah lagi sama pohonnya[3]

“Iyah bener brad, tapi gak apa ini akan jadi hal yang berkesan dan tak akan terlupakan selama sekolah disini”

“Bener juga, sudah ku bayangkan bila nanti kita lulus dari sekolah ini gak akan ada lagi yang dihukum atau di marahi oleh Pak Juseph Sudrajat” kebiasaan ben yang selalu memanggil Pak juseph menjadi berlanjutan sampai saat ini

“Udah jangan dibayangkan takut kamu mimpi lagi terus bawa-bawa milea lagi kaya tadi” andi pun mengingatkan ben supaya tidak berhayal

“hehehe iyah brad maaf” 

“Ayo lanjutkan hukumannya biar cepat beres” andi langsung mengajak ben melanjutkan beres halaman dan wc sekolah supaya mereka bisa masuk kelas dan mengikuti kegiatan belajar.

          Tak lama beres upacara Pak Rosid langsung masuk beliau adalah guru di SMA Cihaurbeuty, selama mengajar beliau merupakan guru yang mudah bersosialisasi bahkan dalam pengajarannya pun mudah dipahami dan dimengerti maka banyak murid yang sangat suka dengan teknik mengajarnya yang tidak membuat bosan dan tidak membuat ngantuk. Sampai pernah ada murid yang tadinya suka tidur malah pas pelajaran matematika dia jadi semangat bahkan tidak pernah ngantuk atau tidur namanya Wildan, kemampuannya dalam menghitung sangat lumayan dibanding dengan pelajaran yang lain.

“Baik anak-anak mata pelajaran matematika sekarang sudah selesai, jika tidak ada yang mengerti coba ditanyakan” memberikan kesempatan untuk bertanya sekaligus menutup jam pelajaran matematika

“Siap mengerti pak” jawaban semuanya mengerti tanpa ada satu pertanyaan yang belum dimengerti oleh semua murid.

          Istirahat tiba, ben dan andi baru beres mengerjakan hukuman

“Ben andi kenapa tidak masuk kelas bapa tadi?” Meneggur ben dan andi yang tak masuk karena hukuman mereka baru selesai

“Maaf pak, tadi kami kena hukuman akibat telat mengikuti upacara”

“Kebiasaan kalian ternyata gak berubah, coba berubah jika kalian seperti ini terus maka sampai kapan pun gak akan masuk kelas bapa, jadi tolong kalian berubah bapa tidak mau mendengar kalian telat lagi, jika telat lagi kalian bapa turunkan ke kelas 1” wajah yang merah karena kesal tidak masuk dan memberikan menasihati keduanya agar tak mengulangi

“Iya pa, kami minta maap, kami akan berubah pak siap tapi jika kami berubah jangan diturunkan kekelas 1 ya pak, kami janji akan berubah dan meskipun sulit kami akan mencobanya” dan pada ahirnya mereka berdua meminta maap sambil berjanji tak akan mengulanginya lagi.

Kemudian Pak Rosid pergi dan meninggalkan kertas yang sudah kumplit dengan soal hasil belajar tadi supaya dipelajari mereka berdua.

“Ben kita pelajari dan pahami kertas yang telah di berikan Pak Rosid”

“Iya ayo” dengan semangat mereka mengerjakannya.

          Saat mengerjakan ben mulai berhayal kembali, yang dibayangannya datang milea kesampingnya dan membantu mengerjakan soal-soal yang tadi dipelajari. Karena milea satu kelas dengan ben jadi alasan terkuatnya bahwa milea pasti bisa mengerjakan ini, jadi mana mungkin tidak bisa karena milea merupakan siswi yang berprestasi dikelas ben

“ben… ben kamu ngimpi lagi?” Ben tidak menjawab pertanyaan andi

“Waduh… bagaimana ini, ben malah asik melamun sedangkan ini masih banyak” pikiran andi yang bingung dan tak tau apa yang harus dilakukannya.

Tak lama milea datang mengampiri keduanya

“Ahirnya milea datang, bisa jadi kesempatan tuk menanyakan soal-soal ini” dengan wajah senang karna bisa minta bantuan pada orang yang cantik sekaligus pintar.

Tapi ternyata, milea hanya menghampiri keduanya tanpa melirik sedikit pun

“Ternyata cuma mimpi bisa minta bantuan sama milea, hanya orang yang beruntung bisa deket dan minta bantuannya” rasa mengeluh muncul hingga membuatnya bingung hal apa yang harus dilakukan, tapi wildan datang dan membantu mengerjakannya

“Mana di, biar coba aku bantu”

“Yah yang datang malah kamu kenapa bukan milea” yang tadinya berhayal tersadar karna ada yang menghampiri

“Lah ben kamu udah sadar dari imajinasi kamu yang ketinggian itu”

“Iyah lah sadar wong[4] ada yang menghampiri, nih mileho” dengan wajah yang baru keluar dari alamnya mengejek wildan

“Siapa mileho?” Tanya andi sambil kaget

“Ini nih, si wildan”

“Owh kirain bener milea, ada apa dan?”

“Aku mau mencoba membantu kalian mengerjakan soal itu”

“Owh begitu, ayo kita kerjakan kalau begitu” dan pada ahirnya soal yang diberikan Pak Rosid selesai.

          Keesokan harinya ben pergi kerumah teman semasa kecilnya.Jakos(Jang Engkos) merupakan teman dimasa kecil ben, ketika kecil mereka suka bermain bersama sampai diwaktu kelas 3 SD mereka harus berpisah karena orang tua jakos yang mempunyai pekerjaan diluar kota sehingga mengharuskan jakos ikut dan meninggalkan temannya. Tapi setelah lulus SD dia kembali lagi kekampung halamannya sehingga mereka bisa bertemu dan bermain lagi namun diusia yang cukup dewasa sehingga sudah banyak mengenal segalanya

“Hallo brad, sudah lama gak ketemu, gimana kabarmu?” Sapa ben sambil menepuk pundaknya

“Hei, iyah brad, Alhamdulillah baik brad, kamu gimana brad?”

“Alhamdulillah baik juga, ayo kita pergi renang”

“Ayo, bentar aku prepare dulu” sambil mengeluarkan motornya yang akan dibawa ketempat renang

“Okeh siap”

Tak lama jakos pun siap dan langsung berangkat ketempat yang dituju.

          Sesampainya mereka membayar tiket masuk, ketika sedang membayar ben berpapasan dengan milea yang juga berenang ditempat renang yang sama, seakan-akan ben melayang bisa bertemu lagi dengan milea tapi milea tidak pergi sendiri melainkan pergi bersama pacarnya yang songong itu

“Ben… ben!” jakos meneriaki dan mencoba menyadarkan ben yang pikirannya melayang entah kealam mana

Namun ben tidak sadar, dan pada ahirnya jakos menyiramnya sampai tersadar

“Aduh apa-apaan nih, aku disiram air” dengan wajah kesal dan basah dengan air

“Tadi kamu bengong, sampai tempat karcis jadi macet gegara kamu bengong, emang kamu ngebayangin apaan?”

“Aku bengong, masa ahh ini enggak, tuh si dia yang pakai baju merah muda membuatku terpesona dimana-mana jika bertemunya”

“Yang mana?”

“Itu tuh didekat saung, yang mau duduk”

“Oh yang itu, cantik juga”

“Iyah pasti cantik, tapi aku bertekad memilikinya”

“Seleramu tinggi juga ya, waduhhh mau memilikinya gak mimpi nih”

“Iyah aku berniat memilikinya, aku gak lagi mimpi seriusan”

“Oke-oke. Tapi kamu sadar gak perbedaan kamu dan dia ?”

“Bedanya cuma dia kaya dan aku biasa”

“Bukan itu, tapi coba introsfeksi pada dirimu ada yang kurang gak?”

“Enggak, biasa aja gak ada yang kurang”

“Haduh ben… ben nih aku perjelas ya, liat dia cantik, anggun, manis nah sedangkan kamu?, mimpi yang ada kamu bisa memilikinya”

Ben termenung dan terdiam sejenak dengan obrolan andi, tapi pada ahirnya bukan putus asa yang ben lakukan namun berusaha dan terus berusaha.

          Seminggu kemudian, ben berangkat sekolah dengan motor vespa yang selalu dipakainya. Namun dihari ini ada yang beda, dia berangkat sekolah tidak sendiri lagi karena dibelakangnya sudah ada milea yang menemani. Kabar baiknya ben dan milea ahirnya jadian dan ternyata hasil yang dilakukan selama ini bukan hanya hayalan semata tapi juga kenyataan selama dia hidup, ingat karna sebuah usaha itu akan sesuai dengan hasil yang didapat maka dari itu berusaha semampu mungkin sebelum mendapatkan hasilnya dan hayalan adalah pembangkit semangat bukan mimpi semata yang menyita waktu.



[1]Ngenes : prihatin, sangat menyakitkan

[2]Brad : panggilan pada teman laki

[3]tertimpa mangga ditimpah lagi sama pohonnya : sudah mendapatkan musibah ditambah lagi dengan musibah yang lebih besar

[4]Wong : orang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar